Masih Sering Telat Shalat Jamaah? Shalat itu Ditunggu, Bukan Menunggu!
Masih Sering Telat Shalat Jamaah? Shalat itu Ditunggu, Bukan Menunggu!
Shalat merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan beribadah setiap Muslim. Shalat adalah penentu baik buruknya seseorang ketika menjalani hari di dunia ini. Shalat juga merupakan tiang agama yang wajib untuk ditegakkan dan tak boleh asal dalam menjalankannya, dikarenakan hal itulah yang mampu membuat seorang manusia bisa lebih dekat dengan Allah SWT.
Adalah Ali bin Husain bin Harb al-Baghdadi. Seorang ahli hadits sekaligus ahli fiqih madzhab Syafi’i. Saat pertama kali menginjakkan kakinya di Mesir, ada pengalaman yang sangat berharga bersama imam masjid di sekitar tempat tinggalnya kala itu.
Akan tetapi, jika berbicara mengenai shalat, mengapa masih banyak orang yang sering menyepelekan waktu shalatnya? Apalagi dengan alasan masih sibuk, sehingga sangat sering terlambat untuk ikut shalat berjamaah. Jika memang masih begitu, inilah sebuah kisagh yang mungkin bisa membuat malu jika sering terlambat shalat jamaah.
Adalah Ali bin Husain bin Harb al-Baghdadi. Seorang ahli hadits sekaligus ahli fiqih madzhab Syafi’i. Saat pertama kali menginjakkan kakinya di Mesir, ada pengalaman yang sangat berharga bersama imam masjid di sekitar tempat tinggalnya kala itu.
Mula-mula, beliau menetap di kediaman Ismail bin Haq yang bersebelahan dengan Masjid Ibnu Amrus. Tak lama setelah itu, laki-laki kelahiran 212 Hijriyah dan wafat di Baghdad pada tahun 319 Hijriyah ini pindah ke kediaman al-Mada’ini. Sebagai seorang ahli hadits, pakar fiqih, dan juga hakim, Abu Ubaid sangat menjaga shalat fardhu dan sunnah. Dia mendirikan secara berjamaah di masjid bersama kaum Muslimin.
Setiap kali adzan berkumandang, Abu Ubaid bergegas mendatanginya. Berniat shalat jamaah, langkahnya tegap dan gagah. Sayangnya, ia mendapati imam sudah mendirikan shalat. Terlambat beberapa rakaat.
Karena berhari-hari mendapati kejadian ini, Abu Ubaid berinisiatif mengirimkan surat kepada sang imam besar masjid. Dia meminta agar sang imam mau menunggu kedatangannya. Agar shalat didirikan saat ia sudah sampai di masjid.
Tak hanya sekali, surat itu dikirim berkali-kali oleh Abu Ubaid. Akhirnya, sang imam dengan tegas menjawab dengan menuliskan, “Shalat itu ditunggu, bukan menunggu (jamaah).”
Mendapati jawaban tersebut, Imam Abu Ubaid tidak marah. Dia justru merasa diingatkan dan tergerak mencari tahu tentang sosok imam masjid tersebut. Setelah bertemu, Abu Ubaid memuji sang imam, mengakrabinya, lalu memintanya untuk menjadi salah satu saksi tetap jika suatu ketika ada kasus yang harus diselesaikan.
Sumber>>9muslimiracle.blogspot.com
0 Response to "Masih Sering Telat Shalat Jamaah? Shalat itu Ditunggu, Bukan Menunggu!"
Posting Komentar